TRIBUNJATIM.COM - Asosiasi Pembayaran dan Penyelesaian China memperingatkan pada hari Senin terhadap penggunaan Chat GPT yang didukung oleh Microsoft dan alat kecerdasan buatan serupa karena risiko seperti kebocoran data antar negara.
"Staf industri pembayaran harus mematuhi hukum dan peraturan saat menggunakan alat seperti Chat GPT, dan tidak boleh mengunggah informasi rahasia yang terkait dengan negara dan industri keuangan," kata Asosiasi Pembayaran dan Penyelesaian China dalam sebuah pernyataan pada� Senin, 10 April, dikutip Reuters. Asosiasi ini dikelola oleh bank sentral China.
OpenAI telah membatasi pengguna di China untuk membuat akun Chat GPT, namun aplikasi ini tetap menarik minat besar di sana, dengan perusahaan-perusahaan berlomba-lomba mengintegrasikan teknologi ini ke dalam produk mereka dan meluncurkan solusi-solusi pesaing.
Meskipun penduduk China tidak dapat membuat akun OpenAI, penggunaan jaringan pribadi virtual dan nomor telepon luar negeri membantu beberapa orang menghindari pembatasan tersebut untuk mengakses chatbox tersebut.
Italia telah sementara melarang penggunaan Chat GPT dan meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan privasi.
Beberapa negara di Eropa sedang mempelajari apakah tindakan lebih kuat diperlukan.
Sumber: jatim.tribunnews.com